Syukur Sebagai Obat dari Keluhan

bdp,aimna

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sering kali menghadapi berbagai ujian, kesulitan, dan cobaan. Tidak jarang, respon spontan yang muncul adalah keluhan. Padahal, setiap keluhan yang terucap menunjukkan kurangnya kesadaran kita terhadap nikmat yang Allah telah anugerahkan.

Poster di atas menyampaikan pesan sederhana namun penuh makna:

“Jikalau kamu ngeluh terus, lantas di mana Alhamdulillah-mu?”

Pertanyaan ini seakan menampar hati kita. Betapa sering lidah kita mudah mengeluh, tetapi berat untuk mengucap Alhamdulillah. Padahal, ucapan Alhamdulillah bukan sekadar kata, melainkan bentuk pengakuan, rasa syukur, dan kerendahan hati atas segala nikmat Allah, baik kecil maupun besar.


Mengapa Bersyukur Itu Penting?

Syukur adalah salah satu kunci kebahagiaan hidup. Dengan bersyukur, hati menjadi tenang, pikiran menjadi jernih, dan jiwa terhindar dari rasa gelisah berlebihan. Allah berfirman dalam Al-Qur’an:

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangatlah pedih.”
(QS. Ibrahim: 7)

Ayat ini menunjukkan bahwa syukur bukan hanya mendatangkan ketenangan, tetapi juga menjadi sebab bertambahnya nikmat Allah. Sebaliknya, keluhan yang terus-menerus hanya membuat kita lupa akan nikmat yang ada dan menjauhkan kita dari keberkahan.


Keluhan Mengaburkan Nikmat

Manusia sering lebih fokus pada apa yang belum ia miliki dibandingkan dengan nikmat yang sudah ada. Seseorang yang selalu mengeluh, meski hidupnya penuh dengan nikmat, akan tetap merasa kurang. Rasulullah ﷺ pernah bersabda:

“Lihatlah orang yang berada di bawah kalian (dalam hal dunia), dan jangan melihat orang yang berada di atas kalian. Karena yang demikian itu lebih pantas agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah yang telah dianugerahkan kepada kalian.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini mengajarkan kita untuk melihat ke bawah, agar kita senantiasa merasa cukup dan mensyukuri apa yang Allah berikan.


Syukur dengan Lisan, Hati, dan Perbuatan

Bersyukur tidak hanya dengan ucapan Alhamdulillah, tetapi juga:

  1. Syukur dengan lisan → Mengucapkan pujian kepada Allah dengan kalimat Alhamdulillah dalam setiap keadaan.

  2. Syukur dengan hati → Meyakini bahwa semua nikmat datang dari Allah, bukan dari usaha semata.

  3. Syukur dengan perbuatan → Menggunakan nikmat Allah pada hal yang diridai-Nya, seperti kesehatan untuk beribadah, rezeki untuk berbagi, dan ilmu untuk mengajarkan kebaikan.


Penutup

Setiap kali kita merasa ingin mengeluh, ingatlah pertanyaan sederhana dari poster ini: “Di mana Alhamdulillah-mu?”. Mari jadikan ucapan syukur sebagai kebiasaan, karena syukur adalah jalan menuju keberkahan hidup.

Dengan bersyukur, kita akan lebih bahagia, lebih tenang, dan semakin dekat dengan Allah SWT.

“Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang bersyukur.”
(QS. Saba’: 13)

Semoga kita termasuk golongan hamba Allah yang senantiasa bersyukur dan bukan termasuk orang-orang yang hanya pandai mengeluh.

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *